Jodelle Ferland

The Tall Man (2012) : Twisted Secrets Behind The Local Legend

Director : Pascal Laugier

Writer : Pascal Laugier

Cast : Jessica BielJodelle Ferland, Stephen McHattie

About

Masih berkutat dengan local legend, The Tall Man, adalah sosok yang ditakuti di sebuah kecil bernama Cold Rock. Sebuah kota bekas pusat tambang yang berubah menjadi kota yang tidak makmur dan mempengaruhi semua segi kehidupan disana. Salah satunya adalah ketidaksejahteraan anak-anak disana, itulah yang dilihat oleh Julia (Jessica Biel), seorang perawat yang ditinggalkan oleh suaminya. Naas bagi Julia, ketika ia sedang lengah di suatu malam, The Tall Man kembali beraksi untuk menculik anak-anak, kali ini David, anak Julia. Julia pun harus berjuang dan mengejar The Tall Man untuk kembali mendapatkan David, namun malah sebuah rahasia besar terkuak dan harus dibayar oleh Julia. Film ini dibintangi oleh dua aktris yang sebenarnya tidak asing untuk genre sepert ini, khusunya Jodelle Ferland, aktris yang beranjak dewasa yang ‘terlalu banyak’ memainkan peran di film horor seperti Silent Hill, uhhm, Case 39, uhm The Messengers, even she plays as Patience Buckner in The Cabin In The Woods.

“There’s an effort in it because it has double twists, though it is lacks of penetration in first half, and a little bit of lost direction in second half and maybe it’s too good to be true (for the action which is done by leading role)”

Film ini tampil dengan sangat tidak meyakinkan di awal dengan opening credit title yang terkesan sama sekali tidak elegan dan amatir. Namun, bisa dikatakan walaupun film ini sedikit “out of radar”, di film inilah Jessica Biel bisa tampil sedikit total.

Cerita yang mengambil legenda lokal ini akan terkesan seperti sebuah film dengan balutan horror seperti Bogeyman ataupun semacamnya. Namun sepertinya tidak, film ini lebih tepatnya sebagai film penuh dengan misteri dan penuh dengan twist. Di sisi lain, misteri-misteri ini membuat filmmaker yang mengolahnya membuat film ini sangat manipulative dengan menginginkan menggiring pikiran penonton ke arah yang dituju. Tidak segan-segan, ketika kebanyakan film memberikan twist sebagai final act-nya, film ini memberikan twistnya hampir di tengah durasi film. Paruh pertama, penonton akan melihat sebuah cerita yang mungkin tidak ada diferensiasi dengan cerita yang mengangkat tema yang serupa, dengan penetrasi yang kurang,  action yang biasa, sinematografi yang nanggung. Setelah twist dibuka, paruh kedua, diisi dengan drama dengan segi cerita yang sedikit “too good to be true”. Twist yang sedikit terlalu awal dibuka ini membuat film ini sepertinya kehilangan arah mau dibawa kemana film ini. Penonton yang mengharapkan sebuah film horor, dipastikan akan hilang semua ekspektasinya, namun jika penonton yang memandang film ini sebagai film misteri maka akan terus penasaran hingga akhir film. Satu hal yang perlu diakui, bahwa paling tidak film ini mempunyai sebuah usaha untuk emnjadi sebuah film yang berbeda dan unik dengan cara menge-mix beberapa genre walaupun akhirnya eksekusinya sedikit manipulatif untuk penonton dan menjadi sumber misleading dari ekspektasi penonton.

The end of the review, I wanna say, it’s not a horror a story and stuff like that.

Trivia

Bluray dan DVD film ini dirilis hanya 25 hari semenjak film ini dirilis secara terbatas.

Quote

Lieutenant Dodd: Won’t be long before the next one goes.