Okay, I am craving for comedy, so I watched some old movies which really capable to trigger my laugh.
Director : P.J. Hogan
Writer : Ronald Bass
Cast : Julia Roberts, Dermot Mulroney, Cameron Diaz
Siapa yang menyangkal pesona dari seorang Julia Roberts ? Yeah, American sweetheart peraih Oscar yang tahun ini juga dinominasikan untuk perannya di August : Osage County. Mungkin, terkenal sebagai seorang pretty woman, komedi sudah seperti makanan sehari-hari untuk Julia Roberts. My Best Friend’s Wedding bercerita tentang Jules (Julia Roberts), yang memiliki misi untuk menghancurkan pernikahan sahabatnya sendiri, Mike (Dermott Mulroney). Jules dan Mike adalah sepasang sahabat yang sudah tahu luar dalam, mereka juga pernah menjalin kisah cinta walaupun tidak berhasil. Masalahnya satu, sifat Jules yang terlalu lempeng dengan basa-basi cinta, kadang membuatnya tidak bisa mengekspresikan apa yang ia rasakan terhadap Mike. Ketika Mike menemukan seseorang yang mampu mengekspresikan cintanya dengan sangat jujur (plus dia cantik, dan kaya, dan menerima Mike apa adanya), Kimmy (Cameron Diaz). Jules sadar bahwa ia benar-benar mencintai Mike, dan ia hanya mempunyai beberapa hari untuk menggagalkan pernikahan Mike dan Kimmy, termasuk melakukan manipulasi sampai usaha untuk menghancurkan image Kimmy.
“Julia Roberts plus THAT curly hair ? Okay, I won’t complain.”
Yeah film ini merupakan film yang menggabungkan unsur comedy dan unsur romantis, tidak salah lagi dengan apa yang kita sebut dengan rom-com. Sama seperti rom-com pada umumnya, film ini menghadirkan cerita yang mudah ditebak, jokes-jokes ringan (yang kadang garing), namun satu yang tidak bisa didapat pada rom-com pada umumnya. Yeah, Julia Roberts. Jika biasanya rom-com diisi dengan karakter generic yang terlalu umum untuk menjadi sebuah karakter yang real. Film ini benar-benar mendapatkan keuntungan dari performance Julia Roberts. Tidak terlalu spesial memang, namun jika ini Julia Roberts, maka penampilannya menjadi spesial.
Jules bukanlah karakter yang menyenangkan. Dia ambisius. Dia menghalalkan segala cara. Namun, ketika Julia Roberts yang memerankannya, it’s hard not to fall for her. Yeah, dengan segala kebengisan Jules, penonton selalu dibuat memihak kepada karakter ini, ketimbang karakter Kimmy, yang juga dibawakan dengan sangat “flawless irritating” oleh Cameron Diaz. Point ini menjadi sangat penting. Point ini membuktikan bagaimana Julia Roberts memang layak dinobatkan sebagai salah satu American Sweetheart. Tidak peduli bagaimana tercelanya karakternya, sebuah hal yang sangat susah untuk tidak peduli/rooting terhadap karakternya.
Scene stealing dilakukan oleh Rupert Everett, yang memerankan sebagai “love consultant” dari karakter Jules, yang juga seorang gay, dan harus berpura-pura untuk menjadi tunangan Jules. Yeah, because he’s gay, so there will be some singing moments.
SPOILER
Doesn’t care with such happy ending. Life is about compromise. Yeah, another surprise for this movie. Terlihat seperti sebuah kejadian tidak real ketika Julia Roberts (I gotta say, JULAI ROBERTS) ditolak oleh seorang laki-laki. SOME POIGNANT MOMENTS, yeah it is. Julia Roberts kerap kali menghadirkan moment-moment menyedihkan sekaligus miris, yang memperlihatkan aktris yang satu ini terlihat seperti, uhm, let’s say the fungus that feeds on pond scum. Oh, that is horrible.
Yep, film ini memang tidak menawarkan screenplay yang luar biasa pintar, atau sesuatu yang baru kecuali surprise-surprise kecil. Sebuah film yang cocok untuk menemani sore santai dan mood tidak ingin menonton film yang terlalu thoughtful. Just enjoy, it’s Roberts. This movie is supposed to be annoying but, it’s not
Director : Bobby Farrelly, Peter Farrelly
Writer : Bobby Farrelly, Peter Farrelly
Cast : Ben Stiller, Cameron Diaz, Matt Dillon
Cameron Diaz, berbeda dengan perannya yang hanya sebatas supporting role di My Best Friend’s Wedding, disini, ia benar-benar menjadi seorang leading lady.
Ted (Ben Stiller), remaja yang bukan primadona, ugly, awkward, mendapatkan kesempatan untuk menggandeng primadona sekolahan Mary (Cameron Diaz) ke prom setelah ia membela adiknya yang mempunyai keterbelakangan mental. Sebuah kejadian memalukan (let’s say dick stucks in the zipper) membuat pertemuannya dengan Mary ini sangat memorable.
Beberapa tahun kemudian, Ted telah menjadi seorang laki-laki yang normal, pekerjaan yang normal, penampilan yang normal, namun ia telah beberapa tahun tidak menjumpai Mary. Disewalah seorang detektif Healy (Matt Dillon) untuk menyelediki seperti apa kehidupan Mary sekarang, dan tanpa disangka, Healy pun jatuh cinta terhadap Mary, dan menghalalkan segala cara untuk memanipulasi Mary, serta menghancurkan harapan Ted untuk bisa lagi kembali ke pelukan Mary.
“Maybe, this is what we call comedy.”
There’s Something About Mary,bukanlah sebuah sajian entertainment comedy yang subtle, atau pandai melemparkan jokes lewat dialog-dialog yang witty. Namun, jika kita kembali pada tujuan sebuah komedi, yaitu mengundang penonton untuk tertawa. Maka film ini bisa dikatakan seratus persen berhasil.
There’s Something About Mary tidak segan-segan menghadirkan berbagai moment-moment yang bisa dikatakan sangat komedi, sebuah rude crude comedy yang tidak harus menghadirkan berbagai F-word atau sebagainya untuk merusak sebuah image karakter yang likeable (wink-wink to The Heat, We’re The Millers).
Berbeda dengan Julia Roberts yang benar-benar “single handedly won the war”, Cameron Diaz lagi-lagi menghadirkan performance biasanya. Ekspresi itu, cara ngomong yang seperti itu. Yeah, Cameron Diaz seperti memerankan Cameron Diaz. Beruntungnya, ia ditopang oleh male actors mumpuni seperti Ben Stiller dan Matt Dillon yang secara aktif berbagi layar dan menghadirkan tawa lagi, dan lagi.
Kehadiran Ben Stiller, dan juga Matt Dillon (dan beberapa pemuja Mary yang lainnya) memang membuat seperti tidak adanya leading actor yang benar-benar diandalkan untuk mengarah ke kisah cintanya bersama Mary. It’s confusion, it’s all about what and who ???. Ditambah dengan dangkalnya karakter Mary, memang sepertinya film bukan berkonsentrasi pada subkata ROM pada kata ROM-COM. So let’s say it’s comedy, comedy and comedy.
Silly stuff or bad sense of humor ?
Jika suka dengan moment “sperma sebagai jel rambut”, “anjing yang disetrum”, “anjing yang dilempar jendela”, “kelamin nyangkut di resleting”. This movie is totally for you. FOR YOU !!!!
Conclusion
Talking about charm, Cameron Diaz belum bisa mengalahkan pesona Julia Roberts bahkan ketika ia memerankan karakter yang tidak menyenangkan. Talking about comedy, There’s Something About Mary memang lebih unggul (lebih disgusting, dan lebih crude). So I think, every movie is a winner.
Tetapi berbicara tentang romcom (emphasizing on ROM), My Best Friend’s Wedding is the one.