Director : David O. Russell
Writer : Eric Singer, David O. Russell
Cast : Christian Bale, Amy Adams, Bradley Cooper, Jeremy Renner and Jennifer Lawrence
What’s so special about this movie ?
“It’s a groovy movie.”
Christian Bale, Jennifer Lawrence, memiliki kesamaan. Bradley Cooper, Amy Adams, memiliki kesamaan. Ketika ditambah dengan Jeremy Renner ??? Hmmm, what a cast ! Nama David O Russel tentu saja tidak lepas dari kesuksesan mereka (berempat), lewat tangan dingin Russel, Bale dan Lawrence menyabet piala Oscar kemudian dilanjutkan nominasi untuk Adams dan Cooper. Setelah tampil mengecewakan lewat I Heart Huckabees, David O Russel bangkit lewat The Fighter dan sejak saat itu setiap film yang ia sutradari sepertinya menembus Oscar.
Salah satu keistimewaan sutradara yang satu ini adalah bagaimana ia mempunyai “cara tersendiri” untuk mengemas sebuah tema. Tema “boxing” yang biasa bisa ia eksplor dengan sedemikian menarik. Tema dalam Silver Linings Playbook lebih istimewa lagi, dikemas seakan-akan simple namun ternyata mampu memuat hal yang complicated. Dan, kali ini David O Russel sepertinya ingin bermain-main dengan politik, FBI, 70’s namun tetap fun.
Irving (Christian Bale), seorang con artist akhirnya menemukan partner in crime-nya, Sydney (Amy Adams) wanita yang penuh dengan layer yang tidak hanya memanipulasi orang lain namun juga dirinya sendiri untuk bertahan. Keduannya menggelar operasi “kejahatan” dengan sukses walaupun skalanya masih sangat “terbatas”. Keduannya juga menjalin affair dibalik keberadaan istri Irving, Rosalyn (Jennifer Lawrence) yang sangat tidak stabil namun ingin mempertahankan rumah tangganya dengan Irving bagaimanapun caranya. Hingga suatu saat, Sydney dan Irving dijebak oleh FBI, Richard (Bradley Cooper) dan dipaksa membantunya untuk menangkap con artist yang lain jika ingin kehidupan Sydney dan Irving bebas. Operasi ini kemudian berkembang menjadi level yang berbeda, ketika Richard mulai ambisius dan ingin menangkap ikan yang lebih besar, yeah, politisi Carmine (Jeremy Renner). Operasi ini seketika berubah ketika satu sama lain memanipulasi keadaan untuk bisa mencapai keadaan yang “lebih baik”, Irving dengan dua wanita di hidupnya, Richard dengan ambisi dan mulai jatuh cinta dengan Sydney, dan juga yang lainnya.
Tidak lengkap untuk me-review film ini namun tidak membahas cast-nya, masing-masing dari mereka berlima sepertinya telah memiliki film dimana mereka lebih dari cukup untuk menyandang leading role, plus dengan predikat A-list.
Christian Bale, berbicara tentang komitmen untuk sebuah peran, hmmm jangan ditanya. Berbagai transformasi ekstrem sepertinya pernah dilakukan Bale. Secara fisik, Irving merupakan kebalikan dari Dicky di The Fighter. Ia gendut, penuh perhitungan, walaupun masih sama-sama botak. Walaupun tidak secermelang perannya sebagai “mantan petinju” di The Fighter yang tidak hanya sekedar transformasi fisik, Irving disini lebih dari cukup untuk membawa film sampai akhir. Sebagai karakter yang terkesan “jahat” karena ia menipu sana-sini namun berjalannya film, karakter Irving ini hanyalah karakter yang terjebak pada sebuah situasi, baik pekerjaan dan percintaannya. Walaupun seorang manipulator, Irving ini digambarkan selayaknya canvas putih yang mudah diwarnai dan dimanipulasi oleh karakter lainnya, oleh istrinya sendiri, oleh Sydney, sampai pada keadaan tertekan oleh agen FBI Richard DiMaso.
Amy Adams, hmm, spesialis supporting role, bisa dikatakan karakter yang paling kompleks di sepanjang film. Amy Adams menginterpretasikan lewat penampilannya yang seketika membuat kita bertanya-tanya, “There’s something about this woman.”. Karakter ini seperti topeng memakai topeng, ia seperti berada pada batas antara ambisi keinginannya dan juga kebingungan dari sebuah situasi secara bersamaan. Ditunjang dengan bra-less wardrobe, bitchy hairdo, Amy Adams benar-benar menjelma sebagai seorang partner seductive dengan aksen British-nya yang sebenarnya memang tidak meyakinkan (namun ternyata itulah memang bagian dari karakternya).
Bradley Cooper, jika melihat karakternya Richard DiMaso memiliki kesamaan dengan Pat Solitano di Silver Linings Playbook. Kombinasi karakter bad guy yang memiliki ambisi, keinginan untuk mencapai lebih, hampir dengan segala cara, namun juga disisi lain ia memiliki sentuhan “good guy” terutama ketika ia berinteraksi dengan karakter Sydney.
Jeremy Renner, I am little bit tired of this actor. Renner memang tidak memberikan penampilan yang bisa dikatakan “memorable” di film ini, namun David O Russel sepertinya jago dalam memilih aktor, ditambah dengan hairdo jambul, plus raut muka Renner dengan sedikit sentuhan “puppy eyes”, Carmine adalah karakter “bait” dengan wajah innocent yang sepertinya terlalu “polos” untuk menyadari apa yang sedang terjadi.
And this is it, Jennifer Lawrence, banyak perdebatan tentang karakter Lawrence ini. Miscast, yeah a little bit, but maybe a little bit not, Rosalyn adalah bom waktu yang siap meledak dan merubah keadaan dalam film ini dan sepertinya lagi, dan lagi, Jennifer Lawrence walaupun tidak memberikan penampilan yang tergolong subtle, namun ia mampu menangkap energi, spontanitas, dan sisi ekspresif dari karakternya. Yeah, harus diakui, setiap scene dimana Jennifer Lawrence masuk, memang keadaan menjadi lebih menarik.
So if I gotta choose, who’s the best performance ? Amy Adams adalah juaranya, yeah walaupun dengan aksen yang kadang mengganggu (namun, lagi dan lagi bagian dari karakternya), Adams membuktikan bahwa ia bukanlah sosok princess Gisselle lagi, ia mampu memberikan penampilan yang dalam dan juga membuat sebuah “tanda tanya” pada karakternya.
That’s it ?
No, American Hustle merupakan perpaduan menarik dari musik, set produksi, tata rambut, tata busana sampai permainan kamera yang mendukung film ini terasa memiliki energi yang begitu groovy dan juga merasakan ada semangat “Back to the 70’s”. Bagaimana film ini membuat scene seperti “on beat” dengan musik di belakangnya harus diacungi jempol, kemudian sisi make up dan rambut yang sepertinya juga menunjang permainan para karakternya.
Bagaimana David O Russel berkonsentrasi pada karakternya juga terlihat dengan multi voice over para pemainnya. Tidak seperti pada film kebanyakan yang menggunakan voice over dari satu sudut pandang saja, atau jika lebih satu, biasanya dilakukan secara terpisah, setiap karakter utama sepertinya berinteraksi dengan sudut pandang mereka masing-masing membuat setiap karakter ini lebih menarik. Dan yeah, untuk beberapa waktu David O Russel berhasil menyampaikan visinya ini, it’s all about character. Plot tentang “ABSCAM” di film ini hanyalah penunjang, bagaimana setiap karakter bertahan dan menanggapi “plot” ini ternyata membawa sisi menarik tersendiri.
Trivia
Karakter Rosalyn memang ditulis Russel spesial untuk Jennifer Lawrence.
Quote
Rosalyn Rosenfeld: Life is ridiculous. And you know that I would never say anything bad about your father in front of you, but your father is a sick son-of-a bitch.