Director : Simon Barrett, Jason Eisener, Gareth Evans, Gregg Hale, Eduardo Sánchez, Timo Tjahjanto, Adam Wingard
Writer : The writer is the director (mostly)
Cast : Hannah Al Rashid, Fachry Albar, Oka Antara, Epy Kusnandar (yep, they are Indonesian)
“More compelling than the previous one, but less thrilling for whole movie, at least there’s a pride here that Safe Haven is a kickass.”
Setelah V/H/S cukup menyita perhatian tahun lalu, hadir kembali sekuelnya. Sekuel yang pada awalnya diberi judul S-VHS ini mempunyai segmen yang lebih sedikit sehingga per segmen mempunyai jatah durasi yang lebih panjang. V/H/S/2 terdiri dari empat segmen yang semuanya mewakili empat storyline yang berbeda.
Lebih specialnya, salah satu segmen disutradarai dari hasil kolaborasi dua orang sutradara yang telah melambungkan nama Indonesia ke dunia internasional, Gareth Evans yang melambung lewat film action The Raid, dan Timo Tjahjanto yang mampir beberapa festival international lewat film Macabre / Rumah Dara dan tengah mempersiapkan projek internationalnya yaitu Killers. Iya, iya mereka disejajarkan dengan sutradara Blair Witch Project, You’re Next, etc.)
TAPE 49
Segmen ini merupakan segmen transisi atau penghubung untuk segmen-segmen yang lain. Masih berhubungan dengan segmen transisi di film pertama, segmen ini bercerita tentang pasangan yang mencari seorang remaja yang hilang dengan membobol sebuah rumah (rumah yang sama seperti V/H/S) dan menemukan tape-tape aneh yang mereka mainkan tanpa menyadari bahwa mereka dalam bahaya.
Untuk segmen transisi ini, segmen pada V/H/S jauh lebih thrilling dan fresh (yah tentu saja), walaupun pada akhir film, segmen ini mempunyai twist yang berbeda dengan V/H/S, walaupun masih tidak sepenuhnya menjawab pertanyaan misteri apakah yang terdapat pada rumah tersebut (sepertinya bakal membuka kesempatan untuk V/H/S/3)
Phase 1 Clinical Trial
Segmen pembuka yang satu ini akan mengingatkan kita pada film The Eye. Setelah mengalami kecelakaan, seorang pria menanamkan sebuah kamera (atau apalah) pada matanya yang selalu mereka apa yang ia lihat. Kejadian menyeramkan mulai terjadi ketika melihat fenomena gaib (oke , setan) yang mulai menunjukkan interaksi dengannya.
Segmen yang satu ini hanya mengandalkan shocking moment tanpa adanya kekuatan horror yang membangun. Dengan konsep cerita yang “sebenarnya” tidak fresh, segmen hanyalah sekedar sebuah appetizer yang berlalu begitu saja.
A Ride in The Park
Seorang sedang bersepeda di sebuah taman (setting tempat mengingatkan pada Walking Dead) dan memasang kamera yang menunjukkan segala aktivitasnya. Ia menemui seorang wanita yang menunjukkan symptom aneh dan “ya” dia tiba-tiba digigit dan akhirnya berubah menjadi zombie.
Hmm, tidak ada yang special dari segmen ini, benar-benar hanya seperti potongan yang sama pada film-film yang lain. Hanya saja, jika berhubungan dengan pengambilan gambar pada film yang berformat footage, segmen ini tahu benar bagaimana cara memaksimalkannya tanpa terkesan memaksakan. Segmen ini mengambil sudut pandang dari si zombie dan menyajikan beberapa adegan intens termasuk adegan perut dibedah. Hmmm, interesting enough ?
Safe Haven
Segmen MAIN COURSE !!!!! Selain made in Indonesia, segmen ini terbukti ampuh dan pantas untuk ditunggu. Dibintangi oleh pemeran yang sudah tidak asing lagi untuk genrenya seperti Hanna Al Rasyid (Modus Anomali, huh !), Epy Kusnandar (segmen Libido di The ABC of Death), Fachry Albar (Kala, Pintu Terlarang) dan Oka Antara (Hantu, The Shaman (is it horror movie?)).
Cerita berkisah tentang tim reporter yang meliput sebuah cult aneh dengan pemimpinnya yang sedikit “gila”. Tanpa tahu cult itu sedang menantikan apa, tim reporter ini tidak tahu apa yang sebenarnya sedang menunggu mereka. Heaven maybe ?
Pantas saja segmen ini menjadi klimaks, semua unsur yang penonton cari ada disini. Ada darah, ada misteri, ada gore. Jika dibandingkan dengan segmen lainnya, segmen inilah yang paling punya cerita dan paling sabar dalam melakukan proses “revealing”, namun ketika bell sudah dibunyikan “high paced” mulai terasa (yep, we know it’s edited by Gareth Evans, am I right ? ). Untuk penampilan para aktornya, Epy Kusnandar memberikan penampilan yang sengaja kaku (entah apa itu comical) namun weird enough untuk menyajikan lontaran-lontaran yang aneh dan sangat menggambarkan seorang pemimpin (yeah, teringat Lia Eden lah). Beberapa dialog bahasa Inggris masih terkesan kaku dan kurang lancar dan mengingatkan pada dialogue di film Modus Anomali.
Segmen ini juga diselipi dengan efek visual yang sebenarnya sangat lumayan untuk ukuran local.
Yep, segmen ini semoga dibuat versi panjangnya. Count me in. Twist di endingnya, hmmm, tak terduga.
Sumber Party Alien Abduction
Yep, segmen terakhir, menjadi segmen yang terlemah, bercerita tentang anak-anak dan remaja yang ditinggal orang tua mereka dan melakukan kekonyolan khas remaja dan kemudian harus berlari-larian karena dikejar alien.
Hmm, below mediocre, yep, it is ! It’s very cold dessert.
Trivia
Ending Rumah Dara berakhir dengan adegan Dara VS Julie Estelle di mobil. Hmmm, Safe Haven juga hampir sama.
Quote
Something : Papa (haha, is it a quote ?)