Joseph Gordon Levitt

The Walk (2015) : The Magical First Step, The Limbo, and The Impossible Act

Director : Robert Zemeckis

Writer : Robert Zemeckis (screenplay), Christopher Browne (screenplay), 1 more credit

Cast : Joseph Gordon-Levitt, Charlotte Le Bon, Ben Kingsley

(Review) Berbicara tentang gedung World Trade Center memang sudah banyak hal yang dialami oleh gedung dengan seratus sepuluh lantai ini. Banyak orang berusaha menakhlukan gedung ini, mulai dari tragedi kemanusiaan yang dikenal dengan kejadian 11 September sampai pada suatu pagi di bulan Agustus seseorang berkebangsaan Perancis bernama Philippe Petit yang memiliki cara lain, yaitu dengan menyeberanginya. Berdasarkan buku sang penyeberang gedung sendiri, To Reach the Clouds dan ditangani Robert Zemeckis (Castaway, Flight), The Walk merupakan salah satu kejadian fantastis yang layak ditunggu.

Dibuka dengan Philippe Petit (Joseph Gordon Levitt) yang membuka film, bernarasi di depan landmark kota New York, ia mengatakan satu kata yang mungkin juga ada di benak penonton mengapa seseorang mempertaruhkan hidupnya untuk hal yang sangat mustahil tersebut. Why ? Itulah satu katanya. Ia tak langsung mengutarakan alasannya, yang ada ia mulai melakukan perjalanan flashback bahwa kejadian tersebut tak dilakukan dalam satu malam. Berawal dari Petit yang hanya seorang seniman jalanan, ia bermain sulap, menaiki unicycle sambil menyambar sepotong bagel, Robert Zemeckis membuka filmnya dengan sangat artistik, ditambah dengan pemilihan warna hitam putih di kota Paris, yang langsung menarik mata kita dengan keseluruhan magic instan. Namun, dari semua bakatnya, ada satu hal yang sangat menarik hati sang Petit. Itu adalah ketika melihat satu sirkus di masa kecilnya dan begitu takjub dengan aksi pejalan tali dan dari situlah impiannya berawal.

(more…)

Don Jon (2013) : Popporn Complicates Relationship of Gordon Levitt’s Directorial Debut

Director : Joseph Gordon-Levitt

Writer : Joseph Gordon-Levitt

Cast : Joseph Gordon-Levitt, Scarlett Johansson, Julianne Moore

About

Joseph Gordon Levitt, salah satu aktor yang paling bersinar di tahun 2012, setelah follow up dari 500 Days of Summer dan kerjasamanya dengan Nolan di Inception dan juga Dark Knight Rises. Di tahun 2013, Joseph Gordon Levitt tidak terlalu terlihat high profile, namun di tahun inilah dia mengambil langkah directorial debutnya lewat film komedi Don Jon. Sepertinya sukses membesut filmnya sendiri, berita terbaru ia juga akan terlibat pada film Sandman.

Masih ingatkah kita pada karakter Cameron di 10 Things I Hate about You, atau muka suka dibully-nya pada 500 Days of Summer, sepertinya Don Jon merupakan langkah pembuktian bahwa dirinya bisa memerankan karakter yang berbeda (walaupun sebelumnya juga ia mengambil beberapa karakter yang menantang).

Don John (Joseph Gordon Levitt) adalah pria yang sangat teratur, ia hanya peduli pada keluarganya, gerejanya, apartemennya, mobilnya, tubuhnya, wanita di sekitarnya, dan yang paling menarik adalah hobinya menonton film porno. John mulai keranjingan menonton film porno, terutama ketika ia merasakan bahwa porn is better than sex. Kebiasaan inilah yang membuatnya menjadi “cynical” dengan arti relationship yang terlalu banyak omong kosong dan hal-hal romantis. Kemudian ia bertemu dengan perempuan idealnya (yeah you know, beautiful face, nice tits, nice butt), Barbara Sugarman (Scarlett Johannson), wanita seksi yang sangat menjunjung tinggi hubungan seperti di film-film romantis klise yang sering ia tonton. Ketika hubungan semakin dekat (dan dalam), John tetap tidak bisa merubah kebiasaannya menonton film porno, sesuatu yang Barbara sangat benci. Semakin lama, John pun dibuat “berubah” dengan pikiran “ideal” Barbara. Salah satunya ia harus kembali sekolah, yang mempertemukannya dengan Esther (Julianne Moore), wanita “labil” yang mungkin lebih bisa membaca dan mengerti pikiran John.

Projek ini juga sepertinya dibantu oleh teman-teman Levitt untuk membuat cameo (atau sebangsanya), terlihat pula Anne Hathaway, Channing Tatum, dan juga Brie Larson (peran kecil sebagai adik John).

“Steady, blandly confident, but like there’s something missing when Gordon Levitt wants something “thoughful” about relationship and porn.”

Ketika menulis script Don Jon, Levitt menulis karakter Barbara dengan bayangan Johannson di otaknya, beruntung Scarlett Johannson mau membintangi, dan karakter ini sangatlah menarik. Seperti kita ketahui, sudah berapa kali Johannson masuk ke dalam list “sexiest woman” di media, ataupun juga karakter yang menuntutnya untuk menunjukkan keseksiannya, let’s say Match  Point atau pakaian ketatnya sebagai Black Widow. Disinilah sepertinya Scarlett Johannson membuktikan bahwa ada beberapa macam karakter “seksi” yang dapat ia perankan. Barbara Sugarman sendiri berhasil di-cover sebagai seorang perempuan seksi, namun tidak bitchy, dan mempunyai sisi atraktif-nya sendiri. Walaupun seperti memerankan dirinya sendiri, namun Johannson tetap memberikan sisi yang lain terhadap “interpretasi” sisi seksi itu sendiri.

Berbeda dengan karakter John, I don’t why, tetapi sepertinya Gordon Levitt terlalu “showy” dalam menunjukkan karakternya. Dengan aksen bicaranya pada awal film yang “mengganggu” walaupun lambat laun semakin samar di akhir film, dan terutama gesture cara berjalannya yang terlalu, sekali lagi, sepertinya showy. Namun, dibalik itu semua, karakter Levitt ini memiliki confident yang terpancar di sepanjang film, that’s why I call him as blandly confident.

Dilihat dai berbagai karakter yang terlibat, sepertinya Levitt menginginkan banyak karakter yang “breaking the ice”, mulai dari karakter orang tuanya yang foul mouthed walaupun rajin mengunjungi gereja, sampai karakter Brie Larson yang ditampilkan sebagai adik yang ignorance sampai ia hanya mengucapkan sebaris perkataan di sepanjang film, semuannya sepertinya tidak “sekeren” seperti yang seharusnya. Sisi yang lain adalah kejutan dari karakter Esther (dimana karakter ini hampir sama sekali tidak terlihat pada trailer), Esther yang depresi malah berubah menjadi karakter “terkeren” di sepanjang film karena banyak mengatakan “ugly truth” yang akhirnya memiliki peran besar dalam plot.

Berbicara tentang film porno, Levitt tidak segan-segan menambahkan footage klip porno yang bisa dikatakan digunakan sebagai mana mestinya. Membuat klip-klip porno lebih berarti, apalagi jika karakter John membandingkan kehidupan seks-nya dengan ekspektasi yang ia peroleh dari klip porno. Yeah, Levitt memang berhasil membuat klip porno ini mempunyai arti, namun seiring berjalannya durasi, film ini berubah datar dan terdapat “sesuatu yang hilang” untuk mengkonversikan kecanduan yang dialami Levitt ke dalam sesuatu yang lebih “thoughtful”. Yeah, memang tidak mudah untuk membuat sesuatu yang terkesan simple “everybody does that” ke dalam sesuatu yang lain, yang membuat film ini terlihat memorable.

MAYBE SPOILER

Relationship antara Levitt dan Johannson memang menjadi main course dalam film ini, ketika hubungan mereka ada masalah, Levitt lebih mengambil pendekatan yang lebih casual dibandingkan pendekatan yang lebih dramatis. Sisi baiknya, mungkin akan terlihat lebih real, disisi lain seperti tidak adanya “keberatan” yang dialami karakter John ketika bermasalah dengan wanita pujaannya. “Sisi yang hilang” ini mungkin juga terjadi karena adanya loncatan karakter John yang tiba-tiba berkonsentrasi pada karakter Esther.

Intinya, Don Jon adalah sebuah sajian yang sangat percaya diri dan stabil dari awal sampai akhir. Dengan predikat rating “R”, film ini seharusnya lebih bisa menjadi film yang lebih raunchy disamping hanya menampilkan footage-footage porno yang berlalu begitu saja.

But, at least, Joseph Gordon  Levitt is honest person to admit he’s master of watching porno. Though, too much, but he’s character is very convincing.

Trivia

Channing Tatum sempat dipertimbangkan untuk mengambil peran utama, sebelum hanya berakhir sebagai cameo.

Quote

Barbara : Movies and porn ae different, Jon. They give awards for movie.

Jon : And they give award for porn too.

Looper (2012) : Levitt Versus Willis in Time Travel Flick

Sutradara : Rian Johnson

Penulis : Rian Johnson

Pemain :  Joseph Gordon-LevittBruce Willis, Emily Blunt, Paul Dano

Tagline : Hunted by your future. Haunted by your past.

“Puzzles which will haunt even after the credit rolls. Easy on yourself, fuck it ! It’s still a solid entertainment.”

About

Tahun 2012 bisa dikatakan sebagai tahunnya Joseph Gordon Levitt. Setelah sukses besar menemani Batman menyelamatkan Gotham City dalam The Dark Knight Rises dan mengobrak abrik kota Manhattan dengan sepeda tanpa remnya dalam Premium Rush, Joseph Gordon Levitt kembali hadir dalam film Sci-Fi “Looper’. Looper sendiri adalah kolaborasi ketiga antara Joseph Gordon Levitt dan Ryan Johnson setelah mereka bekerja sama dalam Brick dan uncredited role Levitt dalam The Brothers Bloom. Selain berperan sebagai actor, Levitt juga menjabat sebagai executive producer dalam film ini.

Pada tahun 2074, sebuah mesin waktu ditemukan untuk mengirim kembali manusia ke masa lalu. Di tahun 2044 inilah, Joseph Gordon Levitt berperan sebagai Joe, sang pembunuh yang disebut looper. Looper sendiri adalah pembunuh bayaran yang bertugas membunuh orang-orang yang dikirim dari masa depan oleh organisasi mafia. Ketika Older Joe, diperankan Bruce Willis, dikirim dari masa depan untuk dihabisi dirinya sendiri, maka inilah saatnya Joe untuk mengakhiri kontrak sebagai looper (closing the loop). Namun, sepertinya Joe ‘sedikit’ membuat masalah akan hal itu.

It’s Haunting Even After Credit Rolls

Looper mendapatkan banyak pujian setelah film ini diputar dalam Festival Film Toronto 2012 yang sekaligus menyebabkan hype dan ekspektasi yang sangat tinggi akan film ini. Benar saja, film ini mampu membuktikan sebagai hiburan menawan tentang time travel yang telah sering diangkat oleh Hollywood. Diawali dengan premise yang menarik, film ini mulai menebar puzzle-puzzle di tengah film. Saat itulah penonton mulai berpikir kemanakah arah cerita akan diarahkan. Tidak mudah memang, namun film ini masih sangat bisa dinikmati hingga akhir cerita. Plus, penonton akan masih dibuat berpikir akan possibility-possibility yang kemungkinan terjadi setelah ending. Pikiran akan terus berputar-putar mengingat cerita film ini tentang time travel dimana kejadian masa sekarang akan mempengaruhi masa depan. Fuck it ! adalah solusi setelah film ini karena memang akan banyak interpretasi akan film ini.

Film ini menyajikan action yang tidak berlebihan dan beberapa adegan terasa sangat intens dan thrilling untuk ditonton. Ditambah performance dari pemainnya, terutama Emily Blunt, yang sangat meyakinkan sedangkan penampilan Bruce Willis masih biasa saja dan ada yang aneh dengan penampilan Levitt (mungkin karena factor make up-nya). Satu lagi yang memukau adalah penampilan dari actor cilik, Pierce Gagnon, yang berhasil memberikan ekspresi ‘kengerian’ dan misteri dalam plot.

Kesimpulannya, film ini adalah hiburan yang sukses menghantui penontonnya bahkan setelah film selesai di bioskop, terutama dari sisi plot-nya.

Trivia

Emily Blunt bersedia membintangi film tanpa tahu karakter apakah yang akan ia mainkan.

Quote

Joe : ….. then I change it.

Premium Rush (2012) : Full of Fuel for Ride Like Hell

Sutradara : David Koepp

Penulis : David KoeppJohn Kamps

Pemain : Joseph Gordon-LevittMichael Shannon and Dania Ramirez

Tagline : Ride Like Hell

“Still a fun ride of watching a movie and Michael Shannon is success as an annoying police.”

About

Ditulis oleh sutradara yang sebelumnya menulis untuk installment terbaru dari Indiana Jones dan Zathura, David Koepp, mengarahkan Joseph Gordon Levitt sebagai seorang kurir sepeda yang bekerja di keramaian Manhattan. Suatu hari, ia mendapatkan sebuah tugas untuk mengantarkan sebuah paket misterius. Tak disangka sebelumnya, bahwa paket msterius ini juga menarik minat seorang polisi untuk merebutnya. Aksi kejar-kejaran ala kucing dan tikus pun tak terelakkan di padatnya kota Manhattan. Apakah isi paket tersebut ?

Ride Like Hell, Yes It Is

Action with bicycle adalah faktor utama yang membuat film ini berbeda dengan film-film action yang lain dan benar saja aksi Joseph Gordon Levitt plus para stuntmen disini lebih dari memukau. Dibalut dengan cerita yang sebenarnya mudah dicerna  dan dibungkus dengan beberapa teknik flashback yang apik walaupun beberapa part akan terlihat familiar dan predictable namun tidak mengurangi dari ‘mengalirnya’ sebuah cerita.

Penampilan Joseph Gordon Levitt seperti biasanya ‘menyenangkan’ walaupun tidak ‘wow’ namun beberapa action yang ‘konon’ ia lakukan sendiri harus diacungi jempol. Michael Shannon pun berhasil memerankan seorang polisi yang benar-benarmenyebalkan plus dengan cara bicaranya yang menyebalkan pula.

Yep, still it’s a fun ride.

Trivia

Aksi kecelakaan yang terjadi pada Joseph Gordon Levitt saat proses syuting turut disisipkan pada bagian akhir film.

Quote

Wilee : Brakes are death

The Dark Knight Rises (2012) : A Hero Rises for An Epic Conclusion of The Trilogy

Sutradara : Christopher Nolan

Penulis : Jonathan Nolan (screenplay), Christopher Nolan (screenplay), etc

Pemain : Christian Bale, Anne Hathaway, Tom Hardy

Tagline : A Fire Will Rise

“Albeit not the best of the trilogy, still, Nolan can be trusted.”

About

Setelah kesuksesan besar yang didapatkan oleh The Dark Knight pada tahun 2008 baik secara komersial atau secara kritiks, The Dark Knight Rises kembali hadir sebagai installment ketiga film Batman dari Christopher Nolan. Nolan sendiri sebenarnya agak ragu untuk kembali dalam seri ini namun akhirnya bersedia kembali untuk menyutradarai setelah mengembangkan cerita dengan saudaranya, Jonathan and David S. Goye.

Film ini kembali mempertemukan cast dari film Inception seperti Tom Hardy (Bane), Marion Cotillard (Miranda Tate), Michael Cane (Alfred), Cillian Murphy (Jonathan Crane), dan Joseph Gordon Levitt (John Blake) sedangkan Bruce Wayne dan Selina Kyle masing-masing diperankan oleh Christian Bale dan Anne Hathaway.

Bercerita tentang delapan tahun setelah kematian Harvey Dent di Gotham City, seorang pemimpin teroris penuh determinasi disertai fisik dan mental kuat kembali mengancam kota. Ketika system keamanan kota benar-benar berhasil dilumpuhkan oleh Bane, Batman harus kembali membela kota yang telah menganggapnya musuh dengan bantuan Catwoman yang sebelumnya telah mengkhianatinya.

Still Nolan

Sebagai salah satu film yang paling diantisipasi sebagai film musim panas di 2012, ditambah kesuksesan besar The Dark Knight, film ini menge-set ekspektasi yang sungguh tinggi. Mungkin film ini bukanlah bagian yang terbaik dari trilogy namun film ini cukup memuaskan dan melengkapi trilogy sebagai penutup yang benar-benar ‘besar’.

Excellent Cast

Salah satu yang menonjol dari installment ini adalah kehadiran Selina Kyle yang mampu dihadirkan dengan apik oleh Anne Hathaway. Hampir di setiap scene, ia menjadi scene stealer dan mampu menjadi karakter yang membuktikan bahwa seorang Anne ‘Princess Diary’ Hathaway dapat begitu impresif agresif dikombinasikan dengan sensualitas dari Catwoman sendiri.

Christian Bale yang apik dalam memerankan Batman kembali dieksplor dalam film yang menguji kekuatan fisik sekaligus secara mental ini, ditambah penampilan Michael Caine yang sangat emosional dan dalam.

Tom Hardy berhasil memerankan karakter penuh terror, Bane dengan baik, walaupun penampilannya jangan sekali-kali dibandingkan dengan penampilan super dari mendiang Heath Ledger yang memerankan Joker sebagai villain Batman di film sebelumnya. Sedangkan penampilan Gary Oldman tidak mendapatkan porsi sebesar penampilannya di film Batman sebelumnya dan Gordon Levitt cukup ‘standard’ memerankan opsir polisi.

Totally different superhero movie, totally recommended

Walaupun tidak menghadirkan jokes sebanyak film The Avengers dan dengan durasi super panjang yakni dua jam empat puluh lima menit, film ini jauh dari kata membosankan. Benar-benar cerita yang menekankan pada storyline yang penuh pemikiran, karakter yang luar biasa, ditambah dengan editing, dan sound dari Hans Zimmer, plus visual yang sangat eye-popping, film ini jelas menjadi film yang berbeda dan lengkap.

Trivia

  • Sebuah penembakan yang menewaskan sejumlah orang dan melukai puluhan orang terjadi dalam pertunjukkan midnight film ini, pihak Warner Bros pun mengurungkan niat dan menunda melaporkan laporan Box Office weekend sebagai langkah menghormati korban.
  • Anne Hathaway mengalahkan banyak artis kelas atas untuk memerankan Selina Kyle, termasuk Angelina Jolie, Charlize Theron, Jessica Biel dan Keira Knightley.
  • Christian Bale menolak kembali memerankan Batman jika Robin juga dilibatkan dalam film, Nolan pun menyetujuinya.

Quotes

Selina Kyle       :  You think this can last? There’s a storm coming, Mr. Wayne. You and your friends better batten down the hatches, because when it hits, you’re all gonna wonder how you ever thought you could live so large and leave so little for the rest of us.