Director : Herbert Ross
Writer : Robert Harling
Cast : Shirley MacLaine, Olympia Dukakis, Sally Field, Dolly Parton, Daryl Hannah, Dylan McDermott, and Julia Roberts
About
Steel Magnolias mungkin menjadi salah satu film dengan star studded di zamannya. Bagaimana tidak, film ini dibintangi oleh nama-nama besar (dulu, dan sekarang) seperti Shirley Mclaine, Sally Field, Dolly Parton, Olympia Dukakis, serta dua aktris yang sedang mekar di zamannya seperti Daryl Hannah dan juga Julia Roberts.
Steel Magnolias sendiri diambil untuk melambangkan sesuatu yang terkesan feminim, lemah lembut namun berhati baja. Dan, iya, cerita di film ini seputar persahabatan para perempuan ini dalam menghadapi segala permasalahan di kehidupan mereka. Shelby (Julia Roberts), seorang penderita diabetes akhirnya memutuskan menikah dengan laki-laki yang dicintainya, Jackson (Dylan McDermott). Persiapan pernikahannya pun dilakukan oleh ibunya yang sangat protektif terhadap semua keadaan Shelby, M’Lynn (Sally Field). Di lingkungan tempat tinggal mereka, terdapat beauty parlor (salon mungkin ya kalau sekarang) yang dikelola oleh Truvy (Dolly Parton) dan juga pegawai barunya, Annelle (Daryl Hannah). Beauty Parlor ini juga mengurusi bagian “dandan” untuk pernikahan Shelby. Cerita semakin dilengkapi oleh dua janda, janda bahagia Clairee (Olympia Dukakis) dan juga janda galak Ouiser (Shirley MacLaine). Enam wanita ini menjalin persahabatan dan berbagi cerita ketika mereka berkumpul dalam moment beauty parlor.
Okay, I hate make synopsis.
“This movie has really hard job. Wanna tears and laugh in the same time, maybe, it’s less succeed but since the ladies here has clicks, I don’t have problem with that.”
Film ini mengalami banyak loncatan waktu mengingat film ini ingin mengambil moment-moment penting dari kehidupan enam wanita ini, terutama dari sisi Shelby dan Ibunya. Moment tersebut dibagi menjadi moment pernikahan, moment mengandung, moment mempunyai anak, moment “menyedihkan” dan moment “life must go on”. Loncatan waktu ini mungkin akan membuat penonton merasa kehilangan “main event” yang sedang dibangun. Yah, walaupun memang ada peristiwa akhir yang bakal dihadirkan di ending film. Namun, sepertinya penonton terkadang harus me-reset feeling ketika konflik tiba-tiba harus kembali menuju nol lagi.
Tone awal dari film ini, lebih menghadirkan tone comedic yang terjadi di pernikahan Shelby dan scene-scene perkenalan masing-masing karakter. Walaupun di sepanjang film, sebagian besar konflik berasal dari Shelby dan ibunya namun film ini menghadirkan perkenalan setiap karakter dalam jumlah yang setara, sehingga di scene awal, sepertinya tidak ada karakter-karakter yang menonjol. Barulah, sebuah scene (dimana merupakan scene terbaik dalam film ini, dan sepertinya scene inilah yang membawa Julia Roberts pada nominasi pertamanya di Oscars) mulai dihadirkan, yaitu saat karakter Shelby mengalami “kumat” untuk penyakit diabetesnya.
Film ini memiliki sebuah misi yang cenderung berat, yaitu ingin menghadirkan konflik di dalam film secara menyedihkan yang membuat penonton menangis, namun juga membuat penonton tertawa lewat line-line dan akting yang dilontarkan para pemainnya. Memang terkadang tidak berhasil, atau kurang berhasil, namun kualitas akting dan chemistry dari para pemainnya cukup menyelamatkan film. Dengan lebih membahas event event dalam kehidupan sehari-hari, dibandingkan sesuatu yang feminim, film yang cenderung female-sentris ini juga bisa dinikmati oleh para pria juga (I know, i know you guys, you don’t see this kind of chick flick, but give it a try).
Shirley Maclaine mengingatkan pada perannya di Bernie (yah I know, kebalik, nonton Bernie duluan soalnya) yang bisa dikatakan menjadi ice breaker disini dan mengeluarkan banyak banyolan tentang “ketidakbersyukurannya” terhadap hidupnya. Shirley Maclaine diimbangi oleh teman sejawatnya yaitu Olympia Dukakis yang mempunyai kepribadian berkebalikan, sebagai janda sukses bahagia, dan selalu tertawa. Dolly Parton melakukan tugasnya dengan baik sebagai pemilik salon juga Daryl Hannah yang bisa bertransformasi layaknya seorang “geek” dengan kacamatanya, kemudian menjadi seorang wanita atraktif, kemudian menjadi seorang Kristiani yang baik, mungkin diantara semua karakter, karakter Annelle inilah yang paling banyak mengalami perubahan, walaupun pengembangan karakter Annelle ini masih terlalu kasar. Pasangan Ibu dan anak, Sally Field versus Julia Roberts sepertinya juga tidak mengalami banyak kesulitan. Namun yang paling menarik adalah setiap karakter ini tidak berdiri sendiri untuk mengatasi masalahnya, namun mereka saling mempengaruhi satu sama lain. Bagaimana konflik yang dialami Shelby mempengaruhi kehidupan rumah tangga Truvy, kemudian kesehatan Shelby mempengaruhi pemikiran Ouiser, dan sebagainya. Disertai dengan celotehan khas Ibu-ibu dengan dialek Southern membuat film ini cukup berhasil menghibur penonton.
Dari jalan cerita, mungkin film ini kurang memberikan kejutan dan terkesan sangat formulaic, atau terkesan sappy (Relaaaaaaaax,it’s not Nicholas Sparks) dengan karakter-karakter yang lebih memainkan karakter “angel” daripada karakter yang lebih real, but sometimes (maybe I am on the mood), I need some movies without I have to think about it, just enjoy it. Yeah, it’s maybe the saddest “feel good” movie.
You know, when you’re tired, wanna something cliche, but you’re no problem with it. This is the movie. You’ll like it.
Trivia
Hampir semua pemainnya, pernah memenangkan atau dinominasikan dalam Oscars, Sally Field (won 2 Oscars), Shirley MacLaine (won an Oscar), Olympia Dukakis (won an Oscar), Julia Roberts (won an Oscars), Dolly Parton (nominated for 2 Oscars), maybe no for Daryl Hannah.
Quote
Ouiser Boudreaux: I do not see plays, because I can nap at home for free. And I don’t see movies ’cause they’re trash, and they got nothin’ but naked people in ’em! And I don’t read books, ’cause if they’re any good, they’re gonna make ’em into a miniseries.